Capek Kuliah, Mau Nikah Aja!

Indah Yunita
3 min readJan 10, 2021

--

Halo, apa kabar? semoga kalian tetap sehat ya. Jadi, hari ini aku mau memulai menulis artikel pertama pada tahun 2021 dengan topik yang sering banget dibahas oleh mahasiswa (eh, mahasiswi) ketika udah jenuh banget dengan budrek-nya dunia perkuliahan entah secara serius atau cuma sebagai bahan bercandaan aja biar ga stress.

Sebenarnya, artikel inipun aku tulis ketika sedang jenuh-jenuhnya dengan kondisi saat ini (mungkin efek pandemi juga). Fyi, sejak kuliah daring bulan Maret hingga saat ini (10 bulan) aku hanya keluar rumah sebanyak 2 kali. Jadi, yaa mungkin itu salah satu faktor penyebab perasaan jenuhku sekarang ini. Saking jenuhnya hingga membuat aku mager banget untuk memulai mengerjakan sesuatu, bahkan akhir-akhir ini tugas-tugas kuliah kukerjakan saat mepet deadline.

Nah, disaat-saat jenuh dan lelah seperti ini kadang tuh muncul statement “Capek ah kuliah! dahlah mau nikah aja!” (disclaimer : bukan aku yang bilang gitu). Statement yang entah cuma bahan bercandaan aja atau serius ini kemudian membuat aku mikir “Apa iya menyelesaikan masalah itu dengan menikah?”. Eh, ini bukan berarti aku menyalahkan orang-orang yang menikah muda atau menikah disaat kuliah lo ya, poinnya bukan disitu! menikah muda tuh boleh-boleh aja asalkan memang kalian sudah siap. Maksudku disini, mengapa menikah seolah dijadikan pelarian ketika kamu udah capek dengan segala masalah yang kamu hadapi saat ini? Pertanyaannya, memangnya masalah kamu saat ini akan hilang begitu saja ketika kamu menikah? memangnya kepusingan kamu terhadap matkul sekarang ini bisa reda dengan menikah? kalau kamu pusing, kan bisa minum paramex aja (hehe).

Menikah itu bukan hanya tentang romantisme (kalau kata anak zaman sekarang “uwu”) semata. Menikah itu ibadah seumur hidup. Menikah adalah tentang menyatukan visi-misi dua orang manusia untuk mencapai suatu tujuan. Ibaratnya gini loh, kalian berdua menjalankan bahtera mengarungi derasnya ombak di samudra untuk mencapai suatu tujuan yang sama, dan perlu kalian tahu bahwa sebaik-baik tujuan adalah surga.

Lalu, bagaimana caranya agar mencapai tujuan tersebut? Jawabannya adalah dengan menjalankan peran kalian sebaik mungkin. Ibarat kapal tadi, kita bisa sampai tujuan yang tepat ketika masing-masing pihak menjalankan setiap perannya dengan usaha terbaik. Kapal akan sampai tujuan ketika nahkoda, awak kapal, atau bahkan penumpang menjalankan masing-masing perannya dengan optimal.

Begitupun dengan menikah, kalian akan dapat mencapai tujuan dari sebuah pernikahan ketika masing-masing dari kalian dapat menjalankan peran sebaik mungkin. Misal aku ambil contoh istri aja ya karena aku perempuan, peran istri adalah bagaimana dia memposisikan diri dan menjalankan kewajibannya untuk berbakti kepada suami serta mendidik anak-anaknya (inget, ibu itu madrasah pertama bagi anak-anaknya).

Sekarang coba aku kasih pertanyaan yang paling simple ya, sudahkan kamu mempersiapkan jawaban ketika suatu saat nanti anakmu bertanya “Buk, bagaimana aku bisa lahir?”, “Buk, gimana kok aku dulu bisa masuk perutnya ibuk?”, “Adek bayi tuh asalnya darimana sih buk?”, atau yang random seperti “Buk, ayam sama telur tuh duluan mana?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kelihatannya sederhana, tapi sebenarnya kalau kita salah dalam menjawab pertanyaan tersebut bisa berdampak kurang baik bagi perkembangan pola pikir si anak. Itu baru sebagian kecil, belum yang lain-lain. Belum manajemen konflik rumah tangga, pendidikan akhlak dan agama anak, atau bahkan penanganan gizi dan kesehatan anak.

Jadi, masih yakin mau nikah sekarang? Eh ini bukan berarti aku menakut-nakuti loh ya! Kalau kamu memang sudah siap dengan segala tugas dan tanggung jawab tersebut ya silakan, tapi kalau dari pertanyaan-pertanyaan diatas aja kamu masih kebingungan, berarti mulai saat ini kamu perlu mempersiapkan dan belajar terlebih dahulu terkait parenting. Kalau UTS atau UAS aja ngga disarankan untuk belajar SKS, apalagi masalah yang lebih krusial seperti pernikahan dan parenting. Mumpung sekarang masih ada waktu untuk belajar (lagian kan belum ada calonnya juga 😆), maka manfaatin tuh waktunya sebaik mungkin buat mempersiapkan lebih dalam lagi terkait pernikahan, supaya nanti ketika kamu sudah menikah bisa berperan sebaik mungkin untuk meraih tujuan pernikahan itu sendiri.

Poin terakhir, pliss jangan jadikan tujuanmu nikah itu hanya sebagai pelampiasan atau pelarian atas masalah-masalah yang kamu hadapi saat ini. Kalau untuk menghadapi masalah yang sekarang aja kamu masih nyari pelarian, terus gimana kamu mau menghadapi masalah-masalah didalam pernikahan?

Jadi, kapan kamu nikah? kalau mau nikah bulan-bulan ini lumayan loh menghemat pengeluaran resepsi, kan lagi pandemi (bercanda, hehe).

Senin, 11 Januari 2021

05.52 WIB

--

--