Suka Duka Kuliah Online ditengah Pandemi

Indah Yunita
3 min readAug 29, 2020

--

Pandemi COVID-19 mulai merebak di Indonesia pada pertengahan bulan Maret 2020. Hingga akhirnya pemerintah membuat berbagai kebijakan pada berbagai sektor guna mengatasi permasalahan pandemi ini, tak ketinggalan sektor pendidikan. Pada tanggal 16 Maret 2020 kampus saya mulai menerapkan kuliah daring. Awalnya, kegiatan kampus dihentikan selama 2 pekan saja. Namun, karena pandemi yang tak kunjung mereda akhirnya kebijakan kuliah daring diperpanjang entah sampai kapan.

Ketika pertama kali mendapat kabar bahwa kuliah akan dilaksanakan secara daring tentu saja saya merasa sedih dan khawatir. Bagaimana tidak? kuliah daring memerlukan perangkat penunjang serta kuota internet sedangkan pada saat itu saya belum memiliki laptop padahal prodi saya berkutat dengan pemrograman.

Setiap masalah memiliki jalan keluar. Alhamdulillah, saya menemukan alternatif untuk ngoding melalui ponsel android yaitu menggunakan aplikasi pydroid. Pydroid sendiri merupakan IDE yang dapat digunakan untuk ngoding menggunakan bahasa pemrograman python melalui ponsel android. Meskipun terasa lebih ribet karena belum terbiasa, tetapi saya bersyukur karena akhirnya tugas saya tetap dapat terselesaikan.

Setelah beberapa kali saya melihat pemberitaan di internet, ternyata banyak sekali pelajar yang memiliki kendala terkait pembelajaran jarak jauh ini. Kendala utama mereka juga masih seputar keterbatasan perangkat dan kuota internet. Selain itu, beberapa keluhan juga mengarah pada sulitnya penerapan kurikulum secara maksimal. Berbagai protes juga banyak ditumpahkan, mulai dari permasalahan penurunan UKT hingga tuntutan untuk membuka kembali sekolah dan kampus.

Disisi lain, saya juga melihat ada sekelompok orang yang tergerak hatinya untuk turut berkontribusi mengatasi permasalahan pandemi ini. Mulai dari menjadi relawan untuk mengajar, guru-guru yang rela menempuh jarak jauh untuk mengajari muridnya di rumah masing-masing, juga orang-orang yang menginisiasi berbagai program guna meringankan beban masyarakat.

Permasalahan yang dialami mahasiswa juga beragam. Selain permasalahan yang telah disebutkan, mahasiswa juga terbentur dengan materi yang sulit dipahami serta tugas yang seakan tak pernah berhenti. Saya juga merasakan hal itu pada awal pandemi. Namun, mau tidak mau memang kita harus mampu beradaptasi. Berusaha memahami materi secara mandiri, mencari sumber-sumber pembelajaran tambahan, serta membagi waktu dengan baik agar tugas-tugas dapat terselesaikan.

Pandemi tidak sepenuhnya buruk. Ada hikmah yang dapat kita gali melalui pandemi ini. Misalnya saja, acara seminar kini dapat dilaksanakan menggunakan format webinar sehingga kita dapat mengikuti seminar tersebut tanpa harus pergi ke luar kota. Mahasiswa bisa mendapat lebih banyak kesempatan untuk mengikuti beragam seminar sehingga mereka bisa memperoleh tambahan ilmu.

Pada bulan Juli kemarin, saya diberi kesempatan untuk menjadi panitia webinar. Sebenarnya proker (program kerja) ini sudah ada sebelum pandemi dan dulu saya sudah memikirkan siapa yang akan menjadi permateri. Namun, dulu saya khawatir tidak dapat mengundang permateri ini karena beliau perempuan dan berdomisili sangat jauh dari lokasi kampus saya. Alhamdulillah, karena format acaranya diubah menjadi webinar akhirnya permateri yang saya inginkan dapat mengisi acara ini. Selain itu, peserta webinar juga melebihi perkiraan saya. Padahal jika acara ini dilaksanakan secara normal belum tentu memperoleh peserta sebanyak ini dan heterogen dari berbagai daerah. Kami juga tidak perlu bingung memesan gedung untuk seminar dan mempersiapkan peralatan-peralatan tambahan.

Selain itu, lomba-lomba kini juga dilaksanakan secara daring. Kelebihannya adalah saya tidak perlu pergi ke luar kota untuk mengikuti lomba tersebut yang menyebabkan akhirnya tidak ikut kuliah. Kelemahannnya kita perlu beradaptasi menggunakan software CBT, mempersiapkan lingkungan rumah agar kondusif, dan memastikan jaringan internet stabil.

Pandemi memang menuntut kita untuk menjadi lebih sabar, kreatif, dan solutif ditengah berbagai permasalahan yang ada. Namun, ini adalah masalah kita bersama sehingga kita harus saling memahami dan sama-sama berperan agar pandemi ini segera berlalu. Peran kecil kita sungguh sangat membantu penyelesaian masalah ini. Misalnya saja dengan tidak berkumpul dan senantiasa mematuhi protokol kesehatan, jangan lupa juga untuk mengingatkan orang-orang disekitar kita. Terakhir, jangan lupa untuk selalu menjaga kondisi kesehatan, makan teratur, rajin olahraga, dan jangan bergadang (eh). Semangat, semoga pandemi segera berlalu dan kita dapat bertemu (eh lagi).

--

--